Wednesday, May 19, 2010

Penyembuhan Alami

A. Ramuan Tradisional: Penyembuh Alami yang Ampuh

Tradisi mengonsumsi ramuan untuk berbagai tujuan telah dilakukan oleh nenek moyang kita. Salah satu tujuannya adalah rnengobati, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa pengobatan tradisional menggunakan ramuan di negeri kita sudah menjadi budaya dan sangat nyata kontribusinya dalammenyehatkan masyarakat. Alhasil; mengingat sifatnya yang kontruktif, efektif, aman, dan relatif murah; keberadaan ramuan akan tetap sangat dibutuhkan sarnpai kapan pun. 
Berbagai upaya masyarakat dalam mengembangkan layanan pengobatan tradisional, telah memberikan pilihan cara penyembuhan bagi para pemakainya untuk menjaga kesehatan atau untuk mengobati penyakit. Bahkan, penyakit yang hampir tidak dapat disembuhkan masih berpeluang dapat disembuhkan menggunakan ramuan tradisional. Selain itu, keberadaan ramuan tradisional secara otomatis juga mengurangi ketergantungan pada obat-obatan medis yang harganya relatif mahal. 

Keandalan yang tidak kalah pentingnya dalam hal penyembuhan adalah ditemukannya bukti-bukti baru berbagai kandungan kimia dari herbal yang memiliki efek farmakologis. Berikut berbagai efek farmakologis dari herbal yang berhasil diketahui dari hasil riset yang dilakukan oleh para peneliti. 

+ Meningkatkan kekebalan tubuh, seperti bawang putih, lidah buaya, meniran, pegagan, dan kayu manis. 
+ Tonikum, seperti jahe merah, ginseng, tapak liman, dan sambiloto.
+ Antikanker, seperti teh hijau, tapak dara, benalu, dan jamur lingzhi. 
+ Mencegah penuaan dini, seperti mengkudu, pegagan, dan jintan hitam. 
+ Mengurangi rasa sakit (analgesik), seperti serai, brotowali, dan bidara upas. 
+ Antiradang akibat rematik dan asam urat, seperti cabai merah, kunyit, uwi (familia Dioscorea) , lada, dan gandapura. 

B. Terapi bus Penunjang Kesembuhan yang Andal

Terapi jus merupakan bentuk atau cara penyembuhan dengan meminum sari buah, sari sayuran, atau bagian tanaman yang memunyai khasiat atau manfaat tertentu. Bahan-bahan tersebut diperoleh dengan cara dilumatkan, diramu, atau disaring, baik secara manual maupun modern. Buah dan sayuran menyerap mineral dari dalam tanah. Jaringan tanaman menerima mineral dalam ikatan kompleks dengan molekul-molekul organik, sehingga ada beberapa senyawa mineralnya yang tidak mudah diserap oleh tubuh dalarn keadaan utuh. Karenanya, buah dan sayuran yang dibuat jus akan sangat membantu mengatasi ikatan kompleks dalam melepaskan mineral yang dibutuhkan tubuh sehingga menjadi mudah diserap.

Jus sebaiknya langsung diminum agar kesegarannya tetap terjaga dan bisa memberikan manfaat atau khasiat yang lebih baik. Biasanya jus menjadi pelengkap penyembuhan terapi medis, terapi fisik, atau terapi herbal. Bahkan tidak jarang terapi jus dijadikan sebagai kebiasaan sehari-hari. 

Terapi jus sangat menolong mengembalikan fungsi darah dan pembuluh darah, serta memperkuat kerja jantung dengan memberikan unsur vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh sel-sel di dalam tubuh. Terapi jus tidak menimbulkan efek samping seperti obat pengurang tekanan darah sintetik yang bisa mengiritasi ginjal jika dipakai dalam jangka waktu lama. Pasalnya, kandungan air dalam buah-buahan yang dijus akan menurunkan tekanan darah yang tidak terkontrol dan membuang lemak bersama urine. Selain itu, zat-zat seperti vitamin, mineral, enzim, bioflavonoid, dan karotenoid yang terkandung dalam buah dan sayuran memberikan kontribusi besar pada penyembuhan penyakit hipertensi dan kolesterol. Selain itu, mampu memperkuat kerja jantung, serta menghindari akibat fatal dari stroke. 

Orang yang sedang sakit sangat membutuhkan vitamin B komplek, vitamin C, dan aneka mineral sehingga unsur-unsur tersebut akan cepat habis untuk menyangga metabolisme dalam tubuh yang tidak seimbang. Karena nya, orang sakit tidak memiliki vitalitas, energi, kurang lincah, dan kurang bersemangat. Selain itu, pencernaan dan penyerapan zat gizi pada orang yang sakit tidak akan sempurna sehingga proses yang paling sederhana sekali pun untuk memperoleh zat gizi dalam makanan padat akan sangat melelahkan. Jus memberikan "sentuhan yang ajaib" tatkala tubuh lemah dan tidak berdaya akibat sakit. Berkat jus, energi tubuh akan meningkat sehingga mempercepat kesembuhan dalam melawan berbagai mikro organisme jahat dalam tubuh. Selain itu, organ tubuh juga terlindungi dengan adanya pemenuhan vitamin dan mineral dari jus. 

Seorang pakar gizi bernama Tom Spier, M.D. meneliti seni penyembuhan menggunakan makanan yang mengandung unsur-unsur mikro pada tahun 1957. Berkat penelitiannya, penyembuhan segala penyakit dapat direncanakan melalui makanan. Menurut Tom Spier, munculnya semua penyakit disebabkan karena adanya bahan-bahan kimiawi di dalam makanan. Penyakit tersebut dapat disembuhkan dengan memberikan unsur-unsur mikro dari sumber nutrisi yang benar. 
Tom Spier juga menyatakan bahwa jaringan tubuh bisa rusak karena kekurangan nutrisi dari unsur mikro, yang biasa disebut dengan kekurangan "integritas jaringan". Jaringan–jaringan tersebut cenderung menjadi tua. Melalui perbaikan jaringan dengan memenuhi unsur mikro, proses penuaan tersebut dapat ditunda. 

Karena itu, Tom Spier merekomendasikan untuk mengonsumsi makanan yang sudah diolah menjadi jus. Pasalnya, unsur-unsur organik yang terdiri dari vitamin dan mineral yang ada di dalam jus dapat menjangkau setiap sel di dalam tubuh melalui cairan interstitial (cairan di antara sel satu dengan sel yang lain). Darah melepaskan berbagai zat gizi dan racun ke dalam cairan ini. Jika darah mengandung banyak racun, sel-sel yang terbentuk pun akan mengandung racun sehingga menimbulkan penyakit. 

Jika ingin sehat, setidaknya harus ada 20 vitamin, 17 mineral utama, dan unsur-unsur mikro (unsur dalam jumlah kecil tetapi harus ada) seperti besi (Fe), iodium (I), seng (Zn), fosfor (P), tembaga (Cu), kobal (Co), kromium (Cr), mangan (Mg), selenium (Se), dan nikel (Ni). Sejumlah vitamin dan mineral yang berkaitan erat dengan gangguan jantung, kolesterol, hipertensi, dan stroke sebagai berikut.

Vitamin A 
Fungsi vitamin ini selain untuk kesehatan mata juga penting bagi pertumbuhan dan perkembangan kesehatan kulit, gigi, dan rambut. Kekurangan vitamin ini akan terlihat jelas pada kulit, misalnya jerawat dan psoriasis. Fungsi lain vitamin A adalah membantu kegiatan tubuh dalam hal reproduksi, membuat dan mendorong aktivitas hormon tiroid, mempertahankan struktur dan fungsi sel-sel saraf, meningkatkan kekebalan tubuh, serta memacu pertumbuhan sel baru dan menggantikan sel yang telah rusak. Makanan yang merupakan sumber vitamin A antara lain hati, mentega, bayam, katuk, wortel, tomat, dan labu kuning. Kelebihan dosis suplemen vitamin A dapat menyebabkan keracunan. 

Vitamin B
Vitamin B1 (Tiamin)
Vitamin B1 berfungsi sebagai enzim yang menghasilkan energi dan metabolisme karbohidrat serta membantu fungsi saraf, otot, dan jantung. Kekurangan tiamin yang parah bisa menyebabkan beri-beri, kekacauan mental, tekanan darah tinggi, dan gangguan jantung. Makanan sumber tiamin adalah kacang-kacangan, beras merah, beras tumbuk; biji bunga matahari, gandum, sayuran, dan susu. Tiamin akan rusak karena alkohol ,ikan, atau kerang segar yang tidak dimasak. 

B3 (Niasin)
Vitamin B3 dapat dibuat di dalam tubuh sendiri dengan mengubah tryptophan. Niacin mengandung enzim yang berperan dalam menghasilan energi; metabolisme lemak, kolesterol, dan karbohidrat; serta menghasilkan beberapa senyawa tubuh, seperti hormon seksual dan adrenalin. Makanan sumber niasin adalah hati, daging, telur, ikan, kacang-kacangan, susu, dan avokad.

Vitamin B5 merupakan komponen koenzim A yang berperan dalam penggunaan lemak dan karbohidrat sebagai sumber energi. Asam ini berperan juga dalam memproduksi sel darah merah dan hormon adrenalin. B5 dikenal sebagai vitamin antistres karena asam pantotenat berperan mendorong berfungsinya hormon adrenalin dalam sel darah merah lebih efektif untuk meningkatkan energi sehingga tidak cepat lelah. Hampir sebagian besar makanan mengandung asam ini, sehingga jarang terjadi kekurangan pada manusia. Dalam dunia pengobatan, asam pantotenat sering digunakan untuk mendorong berfungsinya pantetin (bentuk paling aktif dari asam pantotenat) sehingga tingkat kolestrol darah dan trigliserida menurun. Makanan sumber asam pantotenat adalah ikan, telur, susu, hati, ubi jalar, brokoli, kembang kol,jeruk, stroberi, kacang-kacangan, dan gandum. 

Vitamin B6 berperan dalam pembentukan protein dan sebagai media penghantar kimiawi pada sistem saraf, sel darah merah, dan prostaglandin (senyawa aktif dari kelenjar prostat pada pria). Vitamin ini penting dalam mempertahankan keseimbangan hormon dan menjaga fungsi kekebalan tubuh. Melemahnya fungsi saraf, anemia, dan dermatitis (penyakit kulit) adalah tanda-tanda kekurangan vitamin B. Makanan yang menjadi sumber piridoksin adalah gandum, kacang-kacangan, pisang, biji-bijian, kentang, kubis, kembang kol, hati, ginjal, jantung, susu, telor, dan daging. 

Bersama dengan vitamin B12 berfungsi pada beberapa proses tubuh dan pembagian sel-sel serta sintesis DNA. Berkat asam folat, sel bisa membentuk organ tubuh secara sempurna mulai dari janin dalam kandungan hingga dewasa. Kekurangan asam folat sangat memengaruhi pembagian sel darah merah, sel pencernaan, dan saluran genital sehingga terlihat adanya pertumbuhan yang lambat. Selain itu juga akan muncul gangguan seperti diare, anemia, dan gingivitis (radang gusi). Makanan sebagai sumber asam folat adalah hati, sayuran, kacang-kacangan, gandum, brokoli, asparagus, jeruk,dan kol. Asam folat termasuk peka sinar dan panas sehingga mudah rusak. 

B12 (Cobalamin)
vitamin B12 bekerjasama dengan asam folat mensintesis DNA dan proses-proses dalam tubuh. Kekurangan B12 berarti kekurangan asam folat, karena vitamin ini bekerja mengaktifkan asam folat. Gejala yang tampak akibat kekurangan B12 adalah kaki gemetar, rasa seperti terbakar di sekujur tubuh, penyakit alzheimer (kepikunan) pada orang tua, depresi (gangguan mental), anemia, dan diare. Vitamin B12 hanya terdapat dalam makanan hewani seperti hati, telur, ginjal, ikan, keju, dan gaging. Vitamin ini hanya dibutuhkan dalam jumlah sangat sedikit. 

Biotin
Biotin merupakan vitamin B yang berfungsi dalam produksi dan penggunaan lemak serta asam amino. Tanpa biotin, metabolisme kedua zat tersebut akan melemah yang mengakibatkan terganggunya kesehatan tubuh, seperti kelebihan lemak dalam darah, kulit kering dan bersisik, rasa mual, anoreksia (hilangnya nafsu makan), dan muncul seborrhea (sisik-sisik putih kekuningan dari lemak kulit). Sumber biotin paling baik adalah daging, keju, kedelai, kembang kol, telur, kacang-kacangan, jamur, dan gandum. Putih telur mentah adalah jenis protein yang mengandung avidin yang mampu mengikat biotin sehingga menghalangi penyerapannya oleh tubuh.

Vitamin C
Vitamin ini paling banyak digunakan sebagai suplemen. Manfaat vitamin C sangat banyak bagi tubuh, antara lain menyembuhkan luka, menjaga kese hatan gusi, antioksidan, meningkatkan kekebalan tubuh, menjaga kese hatan saraf dan hormon tertentu,meningkatkan penyerapan dari zat gizi lainnya. Vitamin C juga dapat mengurangi risiko terkena penyakit kanker, kolesterol, katarak, serta infeksi virus dan bakteri. Buah-buahan sumber utama vitamin C adalah jambu biji,jeruk, tomat, mangga, dan sirsak. Sayuran sumber vitamin C adalah brokoli, cabai, dan kentang. Vitamin C mudah rusak oleh udara, sehingga setelah dikupas buah harus segera dikonsumsi. 

Vitamin E
Fungsi utamanya adalah mencegah kerusakan membran sel seperti saraf, mencegah dan melarutkan darah yang menggumpal, mengurangi penumpukan lemak, menurunkan tekanan darah, mengurangi kram pada lengan atau kaki, dan mengurangi risiko keguguran. Beberapa kondisi berkaitan dengan kekurangan vitamin ini antara lain anemia, jerawat, kanker, batu empedu, otot lemah, parkinson, dan alzheimer. Beberapa penelitian membuktikan vitamin E mampu mencegah penyakit jantung, kanker, stroke, dan infeksi virus. Makanan sumber vitamin E adalah minyak sayur tidak jenuh ganda (seperti minyak wijen dan zaitun), telur, biji-bijian, kacang-kacangan, kecambah, brokoli , asparagus, tomat, dan avokad. 

Mineral
Tubuh memanfaatkan mineral untuk proses metabolisme. Kelompok mine-ral dengan tingkat intake lebih besar dari 100 mg per hari (mineral mayor) adalah kalsium, fosfor, kalium, natrium, klorida, magnesium, dan sulfur. Kelompok mineral dengan tingkat intake rendah (mineral minor/ trace mineral ) adalah boron, kromium, kobal, tembaga, fluorida, iodin, besi, mangan, molibdenum, selenium, silikon, vanadium, dan seng.

A. Penyakit Jantung

Jantung merupakan organ paling vital bagi kehidupan manusia. Fungsi utama jantung adalah mengalirkan darah ke seluruh organ tubuh dan membawa makanan bagi sel-sel organ tubuh. Selanjutnya, darah akan mengalir kembali ke jantung, lalu dialirkan kembali ke tubuh. Proses ini terjadi secara terus-menerus. Penyakit pembuluh darah jantung atau sering juga disebut dengan penyakit jantung koroner (PJK) timbul akibat terjadinya arteriosklerosis di arteri koronaria yang mengalirkan darah ke otot jantung. 

Arteriosklerosis atau yang biasa disebut dengan pengapuran pembuluh darah adalah gangguan yang terjadi pada arteri besar dan sedang. Cirinya, bengkak lokal pada lapisan dalam (tunica intima) dan pengerasan pada lapisan tengah (tunica media) dinding pembuluh nadi. keadaan bengkak ini disebut dengan atheroma (bengkak berisi zat lunak seperti bubur), terdiri dari oksi-LDL yang telah menetrasi sel-sel intima, endapan kapur, fibrinogen, serta jaringan ikat. 

Gangguan ini biasanya terjadi pada usia 20—30 tahun, dimulai dengan munculnya fatty streaks (penumpukan lemak) pada tunica intima. Selama puluhan tahun fatty streaks ditimbun oleh oksi-LDL, kalsium, sel radang dan jaringan ikat, lalu diselubungi dengan jaringan otot polos. Akhirnya muncul plaques arterioscleroris (kerak-kerak yang menyumbat pembuluh darah) pada usia 50-60 tahun. Akibatnya, lubang tunica intima menyempit dan aliran darah terhambat. Terjadinya plaques arterioscleroris dipengaruhi oleh banyak faktor seperti hipertensi, kencing manis, merokok, kurang aktivitas fisik, infeksi, stres, alkoholik, dan keturunan. Proses pembentukan plak di pembuluh arteri ini berlangsung lama dan kronis. 

Faktor risiko arterosklerosis ada dua macam, yaitu klasik dan generasi baru. Faktor klasik atau konvensional adalah faktor risiko yang tidak dapat diubah, seperti riwayat orang tua atau saudara yang pernah mengalami atau meninggal karena stroke pada usia muda. Faktor ini lebih berisiko ke jenis kelamin pria dibandingkan dengan wanita. Selain itu, ada juga faktor risiko yang dapat diubah, misalnya kadar lemak atau kolesterol darah tinggi, tekanan darah tinggi, merokok, kencing manis, obesitas atau kegemukan, kurang aktivitas fisik, dan stres. Sementara itu, faktor generasi baru adalah kelompok radikal bebas atau oksidan. Selain itu, juga infeksi chamydia pneumonia, citomegalovirus, helicobacter pylori, serta infeksi yang tidak sembuh-sembuh sehingga menyebabkan adanya proses autoimun dan kelainan koagulasi (pengentalan darah). 


Tabel 1
Hubungan Kadar Kolesterol dan Risiko Arteriosklerosis

Umur                  kadar kolesterol (mmHg)
                            risiko sedang   risiko tinggi
19                       170-185      > 185-200
20-29                   200-220         > 220
30-39                  220-240          > 240
40                       240-250         > 260

Akibat arteriosklerosis, terjadi penyempitan dari penampang pembuluh darah koroner, sehingga terjadi penyumbatan. Jika penyumbatan terjadi lebih dari 50 persen, otot jantung akan kekurangan darah. Akibatnya terjadi angina pectoris (rasa nyeri di jantung) dan gangguan irama jantung (arrhythmia). Jika terjadi penyumbatan total, menimbulkan infark (kematian jaringan) otot jantung yang akut (acute myocard infarction). 

Persentase terjadinya penyakit jantung koroner pada pria lebih banyak daripada wanita. Penyakit ini lebih banyak terjadi pada masyarakat yang hidup di perkotaan daripada di perdesaan. Pasalnya, masyarakat di perkotaan lebih banyak bekerja dengan otak daripada bekerja secara fisik. Selain itu, penyakit jantung koroner biasanya menyerang kelompok usia di atas 40 tahun. Namun, kecenderungan menyerang kelompok yang lebih muda juga semakin besar (sekitar 60 persen). Penyakit jantung koroner juga sering diiringi dengan tekanan darah tinggi. 

a. Faktor Penyebab
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit jantung koroner antara lain merokok, terlalu lelah, terlalu tegang atau stres, terlalu banyak mengonsumsi makanan berlemak (kolesterol jahat), kurang gerak badan, kelebihan berat badan (kegemukan), penyakit hipertensi, penyakit kencing manis, perubahan cuaca, dan kedinginan. Kematian mendadak (sudden death) kadang-kadang terjadi pada penderita gangguan jantung. 

b. Gejala Klinis Penyakit Jantung Koroner

1. Peringatan Dini
Beberapa hari atau pekan sebelumnya tubuh terasa tidak bertenaga, dada tidak enak waktu olahraga atau bergerak, jantung berdenyut keras, napas tersengal-sengal (kadang-kadang disertai mual dan muntah), dan tubuh berkeringat banyak.

2. Dalam Keadaan Sakit
Sakit nyeri terutama di dada sebelah kiri tulang bagian atas tengah sampai ke telapak tangan. Biasanya terjadi saat dalam keadaan tenang. Demam dengan suhu tubuh mencapai 38 C, mual-mual dan muntah, perut bagian atas kembung dan sakit, detak jantung abnormal, tekanan darah rendah atau stroke, muka pucat pasi kulit menjadi basah dan dingin, badan bersimbah peluh, gerakan menjadi lamban (kurang semangat), pingsan, tenaga dan pikiran menjadi lemah, ketakutan yang tidak beralasan, serta muncul perasaan untuk mengakhiri hidup. 

B. Hipertensi

a. Gejala dan Penyebab Hipertensi
Tekanan darah didistribusikan secara terus-menerus di dalam tubuh. Seiring dengan meningkatnya tekanan darah, berbagai komplikasi juga akan meningkat. Salah satunya adalah tekanan darah tinggi. Selain itu; meningkatnya usia ikut menentukan angka risiko terjadinya hipertensi.

Gejala hipertensi antara lain tengkuk terasa pegal dan tidak nyaman, detak jantung sangat cepat dan berdebar, telinga berdengung, kerusakan pada jantung dan ginjal, serta vertigo. Namun, sebagian besar penderita hipertensi merasakan nyeri di kepala hingga penglihatan kabur. Hipertensi bisa menimbulkan komplikasi seperti kerusakan pada otak, jantung, ginjal, dan mata. Tidak jarang juga hipertensi disertai dengan munculnya penyakit diabetes mellitus, hiperfungsi kelenjar tiroid, rematik dan asam urat, kolesterol, serta ginjal. 

Penyebab terbesar (95%) hipertensi adalah hipertensi esensial, yaitu suatu kombinasi antara faktor genetik dan lingkungan. Sementara penyebab lainnya sudah diketahui (hipertensi sekunder) dan disfungsi ginjal,walaupun sangat jarang terjadi.

Tabel 2 Kriteria Hipertensi atau Tekanan Darah Tinggi Sumber: The Joint National Committe v, Amerika Serikat, 1993. 

Kriteria                              Sistolik                     Diastolik 
Normal                           <130                       <85 
Perbatasan (high normal)    130—139              85—89 
Hipertensi 
- Ringan                          140—159              90—99 
- Sedang                         160—179              100—109 
-Tinggi                            180—209              110—119 
- Berat                              > 210                   > 120

No comments:

Post a Comment